BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan prestasi. Dalam suatu proses belajar mengajar, aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif atau partisipasi antara guru dan siswa. Partisipasi antara keduanya sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar harus ada keterlibatan antara guru dan siswa. Proses belajar itu sendiri merupakan hal yang sangat penting, dimana proses tersebut terjadi di dalam pemikiran siswa. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu implementasi dari keaktifan siswa dalam proses tersebut tentu saja disamping menerima materi pelajaran dari guru. Siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktifitas yang dapat mendukung proses belajar diantaranya dengan cara berdiskusi,membaca dan memahami materi pelajaran, melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan guru atau mencari sumber-sumber materi lain yang sekiranya dapat membantu mereka dalam memahami pelajaran dan lain-lain. Hal tersebut dapat membuat siswa dilibatkan dalm proses belajar mengajar baik secara fisik maupaun mental.
Suatu keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa tersebut. Hal ini dapat disimpulakan bahwa semakin siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, dalma maka semakin besar pula pencapaian prestasi belajar akan didapat oleh siswa. Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai hal tersebut adalah tentu saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran sebagai dasar suatu aktivitas. Suatu kemjuan tidak akan dipeleh tanpa suatu usaha yang bermakna. Usaha benar-benar diperlukan dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan demikian maka penelitian ini merupakan “action research” yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas X SMA 104 Jakarta.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pencapaian prestasi belajar siswa sangat ditentukan berdasarkan keterlibatan siswa tersebut dalam proses belajar mengajar. Fokus penelitian ini adalah dalam meningkatkan keterlibatan siswa dengan tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Dalam hal ini terdapat beberapa komponen yang menentukan terciptanya keterlibatan siswa di dalam proses belajar dan mengajar. Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, materi pembelajaran, metode pembelajaran, waktu, tempat, dan fasilitas pembelajaran(media pembelajaran).
1. Guru
Dalam suatu proses belajar mengajar, seorang guru adalah suatu komponen yang menentukan proses belajar siswa. Guru merupakan pengatur kelas yang mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Seorang guru sangat berpengaruh besar proses belajar dan perilaku siswa. Guru sebagai seorang guru dan pendidik memiliki dua aspek yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yang disebut kompetensi.
a. Kompetensi
(1) Kompetensi kognitif
Kompetensi kognitif guru adalah kemampuan guru dalam mengatur dam mengembangakn kemampuan berfikirnya mereka. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan mereka dalam mengeuasai materi pelajaran, kemampuan untuk mengidentifikasi materi yang akan disampaiakan ke siswa, memilih dan mengaplikasikan metode pembelajaran yang sesuai dan kemampuan untuk menciptakan suatu pembelajaran secara kreatif..
(2) Kompetensi afektif
Kompetensi afektif guru dapat didefinisikan sebagai kemampuan mereka dalam melibatkan aspek kejiwaan dalm proses belajar mengajar. Aspek kejiwaan dalam hal ini merupakan factor psikologis seorang guru. Aspek ini meliputi kasih sayang, kesabaran, apresiasi, pengertian yang mereka berikan kepada siswa. Dalam memudahkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar dan mengajar, aspek psikologis memberikan dampak yang berarti. Sisiwa tidak hanya dijadikan sebagai subjek pembelajaran dengan kemampuan fisik/raga mereka tetapi juga dengan memberikan kesempatan kepada mereka unutk menunjukannya dengan perasaan. Seorang guru yang mengajar dengan penuh perhatian, memahami, dan memberikan apresiasi kepada siswa akan membuat siswa merasa lebih dihargai dan dilibatkan. Hal ini akan memotivasi mereka untuk belajar. Berbeda dedengan guru yang cenderung otoriter, terlalua peneyepelana sisiwa dan tidak memperhatikan sisiwa akan membeuat sisiwa tidak nyaman untuk mengeikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk menigkatkan keterlibatan sisiwa dalam berpatisipasi dalm proses pembelajran, kompetensi afetktif peting sekali untuk diterapakan oleh guru.
(3) Kompetensi psikomotorik
Kemampaun psikomorok didefinisikan sebgai kemampuan mereka dalam pergersksn sebagai hasil kerja pikirannya..Kompetensi sangat dibutuhkan dalam memudahkan keterlibatan sisiwa di dalam proses belajr mengajar. Pergerakan guru dalam melaksanakan prses pembeljaran secara tangkas dapt mendukung proses epmbelajran di kelas.
b. Kepribadian
Di dalm kegiatan pembelajaran, kepribadian seorang guru snagnt mempengaruhi kinerja penyampaian materi yang disampaikanya. Hal iibi snagat besar pengaruhnya terhaddap tujuana belajar sisiwa karena kepribadian seorang guru sangat erat kaitnnya hubunga antara guru dengan siswa yang besar pengaruhnya terhadap motivasi, kebiasaan, perilakau keseharian siswa dalam pembeljaran. Siswa cenderung mengikuti perilaku guru mereka sehingga hal ini dapat membuat siswa lebih menghargai dan menganggap mereka mereka layak untuk dijadikan panutan dan contoh.
Kepribadian meliputi motivasi guru, karakter, dan perilaku guru itu sendiri. Guru memiliki peranan yang penting di kelas, sebagai contoh cara berbicara di kelas ataupun perilakau dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru mempunyai pesan moral yang besar kepada sisiwa dalm menyampaiakn pesan-pesan moral yang terkandung dari setiap materi yang disampaikan.
Hubungan kepribadian seorang guru dengan motivasi mengajar menjadikan guru yang memiliki motivasi merasa memeilki tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran kepada sisiwanya sehingga dpat meningkatkan kemamapuan sisiwa. Hal ini menjadiakn kepuasaan tersendiri bagi guru itu sendiri meskipun mememrlukan banyak pemeikieran, waktu dan tenaga.
Karakter dan perilaku guru yang sesuai dengan apa yang diinginkan siswa dalam proses belajar mengajar akan memudahkan siswa dalam mewujudkan sukses tidaknya dalam belajar.seorang guru yang cenderung memiliki perwatakan yang keras, akan membuat sisiwa takut atau bahkan tidak mau megikuti pelajaran. Sebaliknya seorang guru yang mampua memiliki pendekatan yang baik dengan siswa dengan berperilaku ramah akan mampu membuat siswa lebih nyaman sehinga siswa dengan sendirinya akan lebih tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar.
2. Siswa
Faktor lain yang mempengaruhi terealisasinya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar adalah faktor dari dalam diri sisiwa itu sendiri. Sisiwa memeilki aspek kompetensi yang sam hal nya seperti seorang guru, yaitu kompetensi dan kepribadian.
a. Kompetensi
Kompetensi siswa dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik. Kompetensi kognitif merupakan kemampuan berfikir siswa. Dalam hal ini kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang membutuhkan kinerja pikiran atau mental mereka. Kompetensi ini sangat berpengaruh karena berperan terhadap kecerdasan, kreativitas, bakat khusus, cara belajar, teknik mereak belajar yang semua aspek tersebut sanagt besar pengaruhnya terhadap keterlibatan mereka dalm proses belajar dan mengajar di kelas.
Kompetensi afektif siswa mengarah kepada faktor psokologis siswa. Hal ini mempengaruhi perasaan jiwa mereka. Sebagai contoh, apabila seorang guru memberikan penghargaan jika mereka melalukan hal yang baik/benar maka mereka akan sangat merasa dihargai sehingga memunculkan keinginan untuk berperan aktif(terlibat) dalam proses pembelajaran. Sebalikny apabila seorang guru menilai merka dengfan pandangan yang negatif membuat sisiwa menjadi kurang termotivasi untuk belajr. Hal ini memberikan dampak yang besar terhadap aspek psikologis siswa untuk terlibat atau tidak dalam proses pembelajaran.
Kompentensi psikomotorik merupakan bagian yang awal yang dapat membantu atau menghambat siswa dalam proses belajar. Factor psikomotorik sisiwa membnatu mereka dalam kemampuan menulis, berbicara dan mengucapkan kata-kata sert artikulasinya, membuat garis, menggambar dan lain-lain. Kompetensi psikomotorik berperan penting dalam menciptakan keterlibatan siswa. Sebagai contoh, apabila seorang siswa kurang menguasai atau lincah dalam menggunakan aspek psikomotorik mereka dalm hal ini organ tubuh mereka, siswa tersebut cenderung tidak percaya diri, takut untuk memperliahatkan kemempuannya sehingga otomatis keterlibatanya dalm proses belajr mengajr menjadi kurang karena tidak adanya motivasi dalm diri mereka untuk belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang mampu menguasai aspek psikomotoriknya dengan baik akan lebih percaya diri dan bersemangat untuk mengikuti proses belajar dan secara otomatis keterlibatannya dalam proses belajr jadi lebih maksimal.
3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran juga berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan siswa di kelas. Metode pembelajaran B. Inggris harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Sebagai contoh, seoarang guru B. Inggris yang akan mengajarkan speaking akan lebih baik mengunakan metode audio-lingual dan komunikatif metode. Dengan metode tersebut, siswa akan lebih sering terlibat di dalam proses belajar mengajar karena mereka dituntut untuk berkomunikasi dan mendengarkan materi yang disampaikan guru mereka. Dengan demikian keterlibatan siswa jadi lebih maksimal. Siswa juga jadi termotivasi untuk belajar karena metode tersebut menuntut mereka untuk terlibat dalam proses pembelajran. Hal lain juga yang harus diperhatikan dalam metod penyampaian materi pelajaran adalah metode yang disampaiakan tidak harus kaku. Seorang guru harus luwes dalam menyampaikan materi, misalnya diselingi dengan humor atau contoh-contoh yang sesuai dengan keseharian siswa sehingga siswa tidak merasa bosan mengikuti pelajaran.
Metode pembelajaran harus disampaikan sesuai tingkat kemamauan, materi pelajaran, dan karakteristik sisiwa. Kesesuaian metode pembelajaran yang disampaikan sangat berperan denagn tingkat keterlibatan siswa di kelas. Setiap metode pemebelajaran memilki cara tersendiri untuk memudahkan keterlibatan siswa dalam PBM di kelas.
4. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan faktor lain yang mempengaruhi dan menentukan keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan suatu ketertarikan siswa atau motivasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Materi pelajaran yang baik akan memberikan ransangan yang baik pada proses belajar siswa sehingga mampu mendukung mereka dalam mencapai kompetensi yang mampu emningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan yang diharapkan dari materi yang disampaikan oleh guru..
Tingkat kesulitan materi juga berpengaruh terhadap keterlibatan siswa. Pada prinsipnya, suatu materi pelajaran disampaikan dari materi yang memiliki tingkat kesulitan rendah menuju ke tingkat kesukitan yang lebih tinggi. Setiap siswa tentu saja memiki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami materi sehingga guru harus lebih memperhatikan keterlibatan siswa. Siswa yang cenderung memiliki tingkat pemahaman yang kurang tidak akan langsung memahami materi yang disampaikan guru sehingga guru harus lebih sabar dan mendukung mereka. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatannya di dalam kelas selam amengikut proses belajar dan mengajar. Mereka akan lebih focus meskipun membutuhkan waktu lama untuk memahami materi tetapi mereka akan lebih nyaman dan percaya diri dalam ikut terlibat di dalam proses pembelajaran.
Muatan materi harus memadai dalam rangka mencapai kompetensi, tidak kurang dan tidak berlebihan. Keakuratan, dimaksudkan bahwa isi materi yang disajikan harus benar-benar secara keilmuan, mutakhir atau sesuai dengan perkembangan yang terbaru, bermanfaat bagi kehidupan, pengemasan materi sesuai dengan hakikat pengetahuan. Proposionalitas, dimaksudkan bahwa uraian materinya memenuhi keseimbangan kelengkapan, keseimbangan kedalaman dan seimbang antara materi pokok dengan materi pendukungnya.
Topik pembelajaran yang disajikan secara menarik akan berdampak terhadap keterlibatan sisiwa di kelas. Materi pelajaranyang disampaikan secara menarik akan memotivasi siwa untuk lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang baik juga harus memilikipemikiran yang terbuka dalam mebuat atu mencari eferansi yang up-to date tenatang meateri pembeljaran sehingga sesuai dengan tingakt pemahaman sisiwa. Dengan demikian daapt sisimpulakan materi pembelajran sangant berpaeran terhadapt tingkat keterlibatan sisiw adalam mengikuti proses belajar dan mengajar di kelas.
5. Tempat
Tempat dimana proses belajar dan mengajar berlangsung juga berpengaruh dam menentukan baik tidaknya proses tersebut. Jumlah siswa mempengaruhi layak tidaknya tempat yang digunakan. Kelas yang terlalu sempit akan menganggu kenyamanan siswa jika jumlah siswa tidak cukup untuk kelas tersebut sehingga pergerkan sisiwa tergangu sehingga menyulitkan keterlibatan mereka dalm proses belajar mengajar. Tetapi kelas yang terlalu luas juga tidak baik karena akan memudahkan siswa untuk bertindak bebas dan bisa membuat bebas bergerak kemana-mana..Dalam hal ini luas ruangan harus disesuaiakan dengan jumlah siswa sehingga dapat mendukung terlaksananya prose belajar mengajar siswa.
Kenyamanan suatu ruang pembelajaran juga berpengaruh terhadap keterlibatan siswa. Kelas yang nyaman membuat sisiwa nyaman dalam mengikuti pemebelajran sehingga mereka bersemanagt untuk ikut terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Ketertiban suasana kelas juga berpengaruh terhadap keterlibatan siswa di kelas. Ketenangan suatu kelas atau kegaduhan suatu kelas mempengaruhi tingkat keterlibatan siswa. Faktor penerangan juga mempengaruhi kenyaman suatu kelas untuk dijadikan tempat belajar. Kelas yang memiliki peneranagn yang cukup akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, misalnya ketika guru menulis di papan tulis atau menggunakan media, siswa kan mudah memahami tulisan atau media sehingga siswa akan mudah memahami materi. Sebaliknya jika kelas kurang memiliki penerangan yang cukup akan menghambat proses belajar mengajar di kelas sehingga keterlibatan sisiwa akan berkurang.
6. Waktu
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, waktu pelaksanaan PBM tersebut juga berperan penting dan mempengaruhi proses belajar siswa. Dengan demikian, penggunaan waktu yang tepat dapat memaksimalkan keterlibatan siswa dalam PBM. Waktu yang tepat untuk belajar bagi siswa adalah waktu dimana siswa merasa siap untuk belajar dan memiliki semangat yang kuat untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada pagi hari cenderung berdampak baik pada motivasi dan semangat belajar siswa dibandingkan PBM yang dilaksanakan pada sore hari.
Keseimbanagan antara waktu pembelajaran dengan materi pelajaran pelajaran juga saling berpengaruh. Idealanya, materi pelajaran yang memilki tingkat kesukaran yang tingi harus disampaiakan dengan waktu yang lebih lama dibanddingkan materi yang lebih mudah. Hal ini dilakaukan agar terdapt keseimbanagan denan proses beljar sisiwa. Siswa jadi memiliki cukup waktu untuk memahami materi yang disamapaikan guru dan menjadikannya lebih banyak terlibat karena alokasi waktu yang disiapkan untuk proses pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Penggunaan waktu yang sesuai dengan materi pelajaran adalah proses pembelajaran yang ideal yang akan menciptakan proses pembelajaran yang optimal sehingga hasil belajar yang optimal akan dicapai lebih baik.
7. Fasilitas
Fasilitas belajar dapat diartikan fasilitas fisik yang digunakan dalm proses belajr dan mengajar. Fasilitas tersebut digunakan dengan tujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Fasilitas belajar akan membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti PBM.
Fasilitas belajar meliputi media pembelajaran, perpustakaan, laboratorium bahasa. Setiap fasilitas membantu siswa dalam proses belajar. Faktor media pembelajaran sangat erat hubunganya dengan keterlibatan siswa di kelas. Media pembelajaran yang baik diguanakan untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Media pembelajaran bisa berupa media elektrinik dan non-elektronik. Media elektronik contohnya, OHP, tape recorder, televisi, radio dan dan lain-lain. Media non-elektronik diantaranya, gambar, koran, peta, poster, dan lain-lain. Dalam hal ini, media pembelajran yang sesuai akan lebih membantu gur dalam menyampaiakn materi dan sekaligus memudahkan sisiw adalm memahami materi pelajaran. penggunaan media yang menarik akan menarik ransangan sisiwa untuk terlibat lebih maksimal dalm proses belajr mengajar.
2. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberpa masalh yang berhubunagndengan keterlibatan siswa di dalam pembelajran Bahasa Inggris di kelas XA SMA 104 Jakarta yang dipeoleh berdasarkan observasi dan tanya jawab, diklasipikasikan dan dipilih melalui pemikiran bersama pihak-pihak yang terkait yang dalm hal ini diantara kelapa sekolah SMA 104 Jakarta, guru B. Inggris SMA 104 Jakarta kelas X, wali kelas kelas XA dam siswa-siwa kelas XA.
3. Perumusan Masalah
Apakah rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dapat diselenggarakan berdasarkan hubungan masalah dengan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajr B. Inggris kelasXA SMA 104 Jakarta yang diperoleh berdasarkan observasi dan tanya jawab, diklasifikasikan dan dipilih melalui pemikiran bersama pihak-pihak yang terkait yang dalam hal ini diantara Kepals Sekolah SMA 104 Jakarta, guru B. Inggris SMA 104 Jakarta kelas X, wali kelas kelas XA dan siswa-siwa kelas XA.
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini telah dijelaskan pada rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dari usaha untuk meningkatakan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar B. Inggris kelasXA SMA 104 Jakarta.
F. Manfaat penelitian
a) Untuk guru B. Inggris kelas XA SMA 104 Jakarta, penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar B. Inggris di dalam upaya untuk meningkatkan prestasi siswa yang mempelajari B. Inggris.
b) Untuk guru bidang studi lain di SMA 104 Jakarta khususny atau guru di SMA lain umumnya, penelitian ini dapt digunakan sebagai contoh untuk meningkatkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar
c) Untuk peneliti, penelitian ini dapat mengembangakan pemikiran dan pengetahuan dalam mengatasi masalah dan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bernilai di dalam penelitian tentang pendidikan.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
1. Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing
Di negara kita, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang artinya Bahasa Inggris merupakan bahasa yang dapat digunakan dalam komunikasi dan dapat dipelajari di sekolah. Bahasa Inggris dapat disebut juga sebagai bahasa kedua, karena kita mempunyai bahasa negara dan bahasa Inggris merupakan bahasa lain yang masuk ke negara kita untuk dapat dipelajari di sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya. Seperti yang di paparkan oleh Brown, bahwa:
English is a Second Language (ESL) and English is also a Foreign Language (EFL) can be defined as English within a culture where English is spoken natively (Brown, 2000: 193).
2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris
Keterlibatan siswa adalah inti dari proses pembelajaran. Keterlibatan ini menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. Siswa diharapkan berpartisipasi aktif di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini adalah untuk memudahkan mereka dalam menguasai materi yang diberikan guru. Kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup faktor fisik, motivasi, ketertarikan dalam belajar, dan kecerdasan (intelligence). Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, materi, media, tempat, alokasi waktu, tempat, dan fasilitas.
Berikut adalh komponen pendukung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
- Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atu pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,melakukan penelitian, membantu pengembangan dan pengelolaan program sekolah serta mengembangkan profesionalitasnya (Depdiknas 2004: 8)
Guru adalah salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Inggris. Dalam kelas yang ideal, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya dengan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Tentunya seorang guru sebagai tenaga pengajar harus mempunyai kompetensi yang memadai untuk melaksanakan tugasnya. Berikut adalah empat kompetensi yang harus dimiliki olah seorang guru (UUGD dan PP No.19/2005).
- Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
- Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik sebagai kemempuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
- Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaanmateri pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
- Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orng tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2. Siswa
Siswa merupakan komponen inti dalam proses pembelajaran. Siswa biasa disebut dengan peserta didik. Keterlibatan siswa sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Tidak hanya guru, siswa juga dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemempuan yang mencakup kemampuan kognitif (pikiran), kemampuan psikomotor (keterampilan), dan kemampuan afektif (sikap).
Kepribadian siswa juga mempengaruhi keterlibatan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Siswa dengan kepribadian yang baik akan sangat membantu dalam proses pembelajaran, sebaliknya siswa dengan kepribadian yang tidak baik (trouble maker) merupakan faktor penghambat keberhasilan proses belajar mengajar.
Seorang guru harus mengetahui karakteristik cara belajar siswanya. Berikut adalah karakteristik belajar siswa menurut DePorter & Hernacki (2001).
a. Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Asing
Dalam usaha untuk mempelajari bahasa asing, seseorang hendaknya sekurang-kurangnya harus berusaha keras untuk menguasainya yang di dalamnya termasuk penguasaan kebudayaan baru, cara berpikir yang baru, serta cara bertindak yang baru pula. Keterlibatan secara menyeluruh baik fisik, intelektual, maupun emosional sangat diperlukan agar dapat berhasil sepenuhnya di dalam mengungkapkan dan menerima pesan melalui media bahasa ke-2. (Rombepajung, 1988: 20)
Menurut Azies dan Alwasilah (1966:29) dalam buku meeka yang berjudul Pengajaran Bahasa Komunikatif menyatakan bahwa pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan bahasa sasaran secara komunikatif dalam berbagai macam aktifitas.
3. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran memberikan pengaruh yang besar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Materi juga berperan dalam meningkatkan keterlibatan siswa. Materi yang menarik bisa memacu siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, materi juga berpengaruh dalam pemilihan metode dan teknik mengajar yang dilakukan guru.
4. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah salah satu komponen pendukung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Metode pembelajaran yang tepat adalah meteode yang cocok dengan guru, siswa, dan materi.
5. Tempat
Kelas adalah tempat dimana proses pembelajaran dilakukan. Ukuran kelas yang luas dan penampilan kelas yang menarik akan memberikan suasana yang nyman untuk belajar. Penataan kelas juga mempengaruhi suasana belajar. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola kelas agar suasana kondusif dan nyaman saat proses pembelajaran berlangsung sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.
C. Kerangka Berpikir
Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah, keterlibatan adalah hal paling utama dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Semakin besar keterlibatan maka semakin cepat siswa menguasai materi dan pengembangan pribadi.
Komponen-kompomnen yang mempengaruhi keterlibatan adalah guru, siswa, materi, metode pembelajaran, tempat, waktu, dan fasilitas. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa di SMA 104 Jakarta, peneliti dan tim kerja penelitian (kepala sekolah, guru bahasa Inggris, guru kelas) bekerjasama dalam penelitian ini. Langkah-langkah penelitiannya adalah mengidentifikasi masalah yang ada,perencanaan kegiatan (planning), pelaksanaan rencana kegiatan (imnplementasi), evaluasi, dan refleksi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk action research. Penelitian ini mencoba untuk meningkatkan keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas XA SMA 104 Jakarta dengan mengembangkan satu bagian atau lebih dari komponen proses belajar mengajr B. Inggris menuju tahap perubahan.
A. Setting
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XA SMAN 104 Jakarta yang berlokasi di Wates Kulon Progo. Kelas XA terdiri dari 20 siswa putera dan 17 siswa puteri. Mata pelajaranB. Inggris dilaksanakan dua kali dalam satu minggu (4 jam pelajaran) dan setiap berduarasi 40 menit setiap per jam pelajaran.
Berdasarkan kondisi kelas XA, kemudian, peneliti menentukan bahwa kelas tersebut memerlukan beberapa peningkatan. Peneliti akan mencoba untuk meningkatkan keterlibatan siswa di kelas dengan meningkatkan satu atau lebig bagian dari komponen pembeljaran B. Inggris.
B. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah peneliti, kepala sekolah, guru B.Inggris yang merupakan anggota dari kelompok penelitian ini. Semua anggota kelompok bekerjasam di dalm mengidentifikasi masalh, merencanakan apa yang harus dilakukan, melaksanakan tindakan untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa di dalam oproses belajar B. Inggris.
C. Data yang diperlukan
Data yang diperlukan dalm penelitian ini adalah tentang perasaan, pendapat, harapan, nasehat, hambatan yang berhubungan dengan keterlibatan siswa yang diperoleh berdasrkan observasi ketika proses belajr mengajr B. Inggris berlangsung dan melaui Tanya jawab dengan kepal sekolah dan guru serta wawancara dengan siswa kelas XA SMA 104 Jakarta.
D. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data, peneliti melakukan beberapa kegiatan. Data dikumpulkan melalui observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar B. ingris kelas XA dan observasi tersebut difokuskan pada keterlibatan siswa. Peneliti juga memberikan Tanya jawab pada semua anggota tim peneliti dan sisiwa di kelas XA dalm hubungannya dengan keterlibatannya dan faktor-faktor yang brhubungan dengan proses belajr menagjar di kelas XA. Untuk menjadikan data tersebut valid maka peneliti melakukan triangulasi denagn anggota tim peneliti yang lain denagn membandingkan data berdasarkan hasil observasi dan data berdasarkan hasil tanay jawab dari anggota peneliti lainnya.
E. Prosedur penelitian
1. Reconnaissance
Pada tahap reconnaisance, peneliti melakukan observasi pada pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas XA, dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang harapan dan pendapat tentang keterlibatan siswa dari angota peneliti lainnya. Proses ini bertujuan untuk menentukan masah apa yang menjadi dasar utama yang berhubunagn denagn keterlibatan siswa.
1. Disamping melakukan observasi, peneliti juga bersama anggota tim, yaitu guru B. Inggris, kepala sekolah, bersama-sam mengidentifikasikan bidang masalah melalui Tanya jawab kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran B. Inggris, dan siswa. Berdasarkan tingkat kesulitannya, peneliti mengkategorikan masalh menjadi berat, sedang dan rinagn. Peneliti beserta angota tim memilih kategori sedang sebagai bidang masalah. Kemudian, berdasarkan tingkat urgency, peneliti mengkategorikan masalh menjadi tiga kategori, yaitu sangat urgent, urgent dan tidak urgent. Setelah itu, peneliti mengambil kategori sangat urgent. Setelah memperoleh data snagat urgent, peneliti da anggota tim menentukan kelompok masalah dalm keterlibatan siswa yang sanagt urgent tetapi juga paling fisibel. Sehingga bisa dicari solusinya. Reconnaissance bertujuan untuk menentukan masalah yang berbobot sedang, berurgensi tinggi, dan paling fisibel untuk dicarikan solusi atau dikenai action.
2. Action
Pada tahap ini meliputi rencana, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.
a. Rencana
Peneliti dan guru B. Inggris mengemukakan beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan siswa kelas XA SMA 104 Jakarta.
b. Pelaksanaan dan evaluasi
Tindakan ini disetujui oleh semua anggota peneliti dan dilaksanakan oleh guru B. Inggris kelas XA. Guru bertinadak sebagai pelaku dan peneliti sebagai pengamat .peneliti mengamati dan merekam semua reaksi dan keterlibatan siswa selama proses belajr mengajar berlangsung. Peneliti juga mencatat semua hal tenatng keterlibatan dan reaksi siwa. Berdasarkan observasi, peneliti dan anggota tim lainnya mendiskusikan tenatng perubahan-perubahan yang signifikandalm proses belajar mengajar. Ketika hasil pelkasaaan tersebut dipeoleh dan hasilnya adalah hasil yang positif maka proses tersebut akan dilanjutkan. Akan tetapi, jika hasil dari pelaksaan tersebut adalh negative, maka proses tersebut akan dihilangkan..
c. Refleksi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses belajar mengajar B. Inggris di kelas XA khususnya menyangkut hubungan keterlibatan siswa diperoleh, peneliti dan guru B. Inggris mambuat analis dan sintesis/perpaduan hasil penelitian. Ketika tindakn tersebut dirasakn berhasil, kemudian hasil tersebut ditentukan sebagai suatu usaha yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Akan tetapi, ketika tindakan tersebut disinyalir gagal, maka penelitian dihentikan dan dicoba kembali. Penelitian dihentikan ketika keterlibatan siswa dalm proses belajr mengajar B. Inggris disinyalir meningkat atau lebih baik dari semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar