Selasa, 16 Februari 2010

Kerusakan Moral ( Pacaran & Valentine)


Entah siapa yang memulai, tapi kemudian ada doktrin atau tradisi yang mengatakan klo remaja wajib pacaran. Nggak pacaran berarti belum komplit jadi remaja. Ya, bukan Cuma di Indonesia, tapi terjadi hampir di seluruh dunia. Di Amerika, dari film-film yang kita tonton dan dari cerita yang kita baca, pacaran itu jadi kewajiban. Meski sering kali berlebihan, ada pesta dansa, valentine’s day (Say No To Valentine Day.Tradisi Yg Berawal Dr Kebiasaan Budaya Barat.Hal Ini Adlh Upaya Utk Memperingatin Meninggalnya Pendeta St. Valentine Yg Terjadi DiAkhir Abad 3 SM.Dikarenakan Ia Telah Berani Menentang Beberapa Perintah Titah Raja,& Pd Akhirny Divonis Hukuman Mati Pd Masa Berkuasany Raja Romawi Claudius II.Enslikopedi Katolik Menyebutkan Ada Tiga Versi Tentang VD,Tp Kisah Yg Paling Masyhur Adlh Pendeta St. VD.)


Tapi benarkah itu cuma ada di Amerika yang mewakili bangsa barat? Sayangnya enggak juga. Di tanah air tercinta ini dari yang kita lihat ternyata udah seperti fotokopiannya Amrik. Dimana-mana, di jalanan, ngak sedikit remaja putri di peluk pacarnya.

Kalau kamu punya saudara perempuan, kamu pantas cemas. Begitu juga orang tua yang punya anak perempuan. Khawatir godaan pergaulan bebas semakin menjadi-jadi.... Lihat Selengkapnya
Pada masa Rasulullah SAW, ada sebuah peristiwa menarik tentang pergaulan bebas. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal di ceritakan bahwa ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah SAW, dan berkata,
“Duhai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berzina.” Orang-orang yang berada di sekitarnya marah, tetapi Rasulullah SAW menyuruh pemuda itu mendekat dan duduk. Kata beliau,
“Apakah engkau suka (zina terjadi) pada ibumu?”
“Tidak, demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan bagi dirimu,” jawab pemuda itu.
“Maka orang-orang pun tidak suka bila itu terjadi pada ibu-ibu mereka,” kata Rasulullah SAW.
Beliau SAW, bertanya lagi pada pemuda itu, “Apakah engkau suka (zina terjadi) pada anak perempuanmu?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasulullah. Dialah yang menjadikan diriku sebagai tebusan bagi dirimu,” jawab pemuda itu.
“Dan orang-orang pun tidak menyukainya terjadi pada anak-anak perempuan mereka,” kata Rasulullah SAW.
Beliau SAW bertanya lagi, “Apakah engkau suka (zina terjadi) pada saudara perempuanmu?”
“Tidak, demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan untukmu,” lagi-lagi pemuda itu menjawab.
“Dan orang-orang pun tidak suka itu terjadi pada saudara-saudara perempuan mereka,” kata Rasulullah SAW.
Beliau SAW bertanya lagi, “Apakah engkau suka (zina terjadi) pada bibimu?”
“Tidak, demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan untukmu,” lagi-lagi pemuda itu menjawab.
“Demikian pula orang-orang tidak suka itu terjadi pada bibi-bibi mereka,” kata Rasulullah SAW. Kemudian Beliau SAW meletakkan tangannya pada pemuda itu dan berdo’a, “Ya Allah ampunilah dosa-dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”

Menyimak peristiwa di atas, sebaiknya para cowok mengukur diri. Bila kita enggak suka ada laki-laki yang mengganggu, melecehkan apalagi menodai ibu kita, saudara perempuan kita, atau mungkin bibi kita, jangan sampai kita melakukan hal yang serupa pada semua perempuan yang ada di bumi ini. Bukanlah orang lain mempunyai perasaan yang sama dengan kita, tidak ingin keluarganya diganggu?

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.”(HR.Imam Abi Dunya)

Kita bayangkan klo semua pria di dunia berpikiran yang sama dengan pemuda yang ada dalam kisah diatas, bersihlah masyarakat kita dari berbagai perbuatan yang keji itu.
Buat kamu saudariku, sadarlah kalau hubungan sex di luar pernikahan bukan cinta, bahkan nggak ada hubungannya sama sekali dengan cinta. Waktu teman pria kamu merayu, atau memaksa kamu buat nurutin keinginan jahatnya, sebenarnya dia enggak mencintai kamu, malah cuma kepingin memanfaatkan kamu. Seseorang yang mencintai orang lain pasti akan menjaga kehormatan dan kesucian orang yang dicintainya, bukan malah merusaknya.

Dan untuk saudara dan saudariku, janganlah tergoda dengan propaganda atau cerita-cerita orang-orang yang pernah melakukan perbuatan keji itu. Apa yang mereka bilang asyik dan menyenangkan hakikatnya adalah penderitaan di masa depan. Bayangin, betapa bencinya Allah pada orang-orang yang melakukan perzinaan.

Wahai saudariku, jagalah harga dirimu, kehormatanmu, dan faraj-mu (kemaluan). Boleh aja pacarmu bilang, “aku pasti bertanggung jawab,” tapi itu adalah tanggung jawab di dunia, sementara di akhirat sana setiap orang bakal bertanggung jawab pada perbuatannya masing-masing. Nggak bakalan bisa seorang melimpahkan urusan pahala dan dosa pada orang lain.

“…dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberikan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”(QS.AlAn’aam :164)

Belajar dari pengalaman orang lain, cowok yang memiliki kelukuan macam itu adalah cowok buaya yang nggak bakalan bertanggung jawab atas perbuatannya. Abis pacarnya hamil, mungkin dia akan kabur dan mencari pacar baru, atau menyuruh pacarnya yang udah telat haid untuk mengaborsi kandungannya. Hiiiiiih…!

Dengan begitu wahai para cowok (wah aku termaksud ney), harap di ingat bahwa pacarmu bukan istrimu. Dan buat para cewek, pacarmu bukan suamimu. Sama sekali enggak ada ikatan apa-apa diantara kalian berdua. Sayang kan masa depan kalian berdua. Jangan hancurkan hanya dengan perasaan “cinta” yang enggak jelas juntrungannya.
Terakhir tapi ini yang terpenting, pacaran itu sendiri budaya yang asing dalam islam. Bahkan islampun enggak merestuinya, karena kenyataannya pacaran lebih berupa amalan mendekati zina dari pada alasan untuk ta’aruf (saling kenal) atau silaturahmi, atau apalah alasannya. Langkah yang benar adalah enggak melakukan pacaran, dari pada jatuh dalam perangkap setan. Apalagi kalau pacaran itu sekedar main-main belaka.

“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk,”(QS.Al-Isra : 32)

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar